Senin, 25 Desember 2017

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENGURANGAN DENGAN METODE LOMPAT KODOK PADA SISWA KELAS 2 SD

Dibimbing Oleh :
Sri Agustin Mulyani, S.Pd.M.Pd.
  


  

Disusun Oleh :
                                                Nama  : Arip Edi Saputra
                                                Nim     : 201310430311182
                                                Kelas   : PGSD 1-D

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
DESEMBER 2013



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Raodatul Jannah (2011:25-26) menyatakan bahwa dalam kamus besar  bahasa Indonesia, matematika diartikan sebagai ilmu tentang bilangan- bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan. Ia mengatakan,³Matematika dapat diartikan´ (Raodatul Jannah, 2011:26) sebagai suatu ilmuyang mempelajari bilangan, bangun, dan konsep-konsep yang berkenaan dengan kebenarannya secara logika, menggunakan simbol-simbol yang umum serta aplikasi dalam bidang lainnya.
Riedesel (1996:8) menyatakan bahwa : mathematics is many thingsto many people. The more we know about what people believemathematics is all about, the better we¶ll be able to communicate withthem. More important, the better we understand mathematics, the better we¶ll be able to help children learn.
Menurut Martin Harison Matematika adalah melingkupi setiap penelitian dan teknik di dunia modern kita, membawa semakin tajam kedalam fokus tanggung jawab dibebankan pada mereka yang tugasnya adalahuntuk mengajarkannya. Paling menonjol di antaranya adalah kesulitan untuk menyajikan suatu pendekatan interdisipliner sehingga satu kelompok  profesional dapat mengambil manfaat dari pengalaman orang lain
Sekolah Dasar (SD) 6 tahun sebagai tingkat pertama Pendidikan Dasar 12 tahun merupakan jenjang pendidikan pertama yang sangat penting bagi perwujudan Pendidikan Nasional. Mengingat SD sangat penting dalam sistem Pendidikan Nasional, maka peningkatan mutu pendidikan Dasar sangat membutuhkan penanganan yang sungguh-sungguh. Terutama pada mata pelajaran Matematika. Sebagian orang mengganggap matematika seolah-olah momok bagi mereka. Mereka menganggap bahwa Matematika merupakan hal yang sangat sulit dan membosankan sehingga mereka malas untuk mempelajarinya.
Di dalam KTSP tahun 2007 kelas II tercantum Standar Kompetensi “melakukan Perkalian dan Pembagian bilangan sampai dua angka”. Sedangkan Kompetensi Dasarnya “Melakukan Pembagian bilangan dua angka”.dalam pemecahan masalah yaitu tentang bentuk pengurangan berulang sampai habis sebagai hasil dari pembagian.
Dengan keadaan yang demikian itu peneliti beserta teman sejawat menetapkan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa tidak dapat menentukan bentuk pengurangan berulang dari pembagian. Sehingga, guru bertanggung jawab untuk memperbaiki proses pembelajaran. Agar siswa dapat dengan mudah memahami konsep pembagian sebagai pengurangan berulang sampai habis nol.
Ketidak pahaman siswa karena dalam proses pembelajaran yang kurang bahkan belum memadai. Hal tersebut disebabkan keterbatasan sarana dan prasarana, alat, media pembelajaran serta metode yang digunakan guru kurang bervariasi atau kurang tepat dan kurang dimengerti siswa.
Nyimas Aisyah (2007:6-5) menyatakan bahwa kemampuan berhitung dalam pengertian yang luas, merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa dalam semua aktivitas kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini. Sedangkan menurut Peterson menyarankan bahwa, untuk memberikan penekanan pada maknadan pemahaman tersebut serta untuk mengembangkan kemampuan berpikir dengan tingkat yang lebih tinggi, maka pemecahan masalah dalam matematika tidak hanya merupakan bagian yang terintegrasi dalam pembelajaran, melainkan harus menjadi dasar atau inti dari kegiatan pembelajaran.
Tentu saja kemampuan berhitung tiap orang tidak sama,, karena memang IQ kita juga mempunyai keterbatasan. Mungkin ada orang yang lemah dalam soal hitung-hitungan, tapi bisa jadi dia memiliki kelebihan lain seperti kelebihan menghafal.
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Secara etimologis, metode berasal dari kata 'met' dan 'hodes' yang berarti melalui. Sedangkan istilah metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.. Sehingga 2 hal penting yang terdapat dalam sebuah metode adalah : cara melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan.
Di sini penulis mencoba untuk menggunakan metode lompat kodok untuk mengubah karakteristik pembelajaran pada siswa kelas 2 SD yang sebelumnya pasif menjadi menyenangkan, kkarena penulis berfikir bahwa metode lompat kodok ini adalah metode yang di sukai siswa SD untuk memainkannya.

B.       Rumusan Masalah
1.             Bagaimana proses meningkatkan kemampuan berhitung pengurangan dengan metode lompat kodok pada siswa kelas dua SD?
2.             Bagaimana hasil meningkatkan kemampuan berhitung pengurangan dengan metode lompat kodok pada siswa kelas dua SD?
C.       Tujuan
1.             Mendiskripsikan proses penerapan meningkatkan kemampuan berhitung pengurangan dengan metode lompat kodok pada siswa kelas dua SD?
2.             Mendiskripsikan hasil evaluasi proses penerapan meningkatkan kemampuan berhitung pengurangan dengan metode lompat kodok pada siswa kelas dua SD?

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Kemampuan Berhitung
Nyimas Aisyah (2007:6-5) menyatakan bahwa kemampuan berhitung dalam pengertian yang luas, merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa dalam semua aktivitas kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini. Sedangkan menurut Peterson menyarankan bahwa, untuk memberikan penekanan pada maknadan pemahaman tersebut serta untuk mengembangkan kemampuan berpikir dengan tingkat yang lebih tinggi, maka pemecahan masalah dalam matematika tidak hanya merupakan bagian yang terintegrasi dalam pembelajaran, melainkan harus menjadi dasar atau inti dari kegiatan pembelajaran. Namun demikian kenyataannya di lapangan menunjukan bahwa keterampilan berhitung harus diajarkan terlebih dahulu sebelum pemecahan masalah (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP±UPI,2007:174).Berdasarkan pendapat di atas, terlihat bahwa kemampuan berhitung merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam jenjang sekolah dasar. Karena hal ini sangat penting untuk itu kemampuan berhitung harus benar-benar ditekankan, meskipun seharusnya peserta didik mengetahui pemecahan masalah sebelum mengenal berhitung.
Menurut Van De Walle (2006:155), jika salah satu bagiannya dan totalnya sudah diketahui, maka pengurangan akan menghasilkan bagian yang satunya. Definisi ini sesuai dengan istilah “mengambil” yang sudah terlalu sering digunakan. Jika Anda memulai dengan total adalah 8, dan menghilangkan sejumlah 3, dua himpunan yang Anda  ketahui adalah 8 dan 3. Ekspresi 8-3 dibaca “delapan minus tiga” akan menghasilkan lima sisanya. Oleh karena itu delapan minus tiga adalah lima.
Wahyudin (2003:36) mengatakan bahwa operasi pengurangan adalah lawan (invers) dari operasi tambah, misalnya “ 6 dikurangi dengan 5” sama artinya dengan “ 6 ditambah dengan lawan 5”, sehingga 6 – 5 = 6 + (-5) = 1
Contoh lain:
1.      8 – 3 = 8 + (-3)
2.      – 2 – 7 = -2 + (-7)
Jadi, untuk tiap bilangan a dan b berlaku a – b = a + (-b) , yaitu mengurangi dengan sebuah bilangan sama dengan menambahkan dengan lawan dari bilangan itu

B.       Metode Lompat Kodok
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Secara etimologis, metode berasal dari kata 'met' dan 'hodes' yang berarti melalui. Sedangkan istilah metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.. Sehingga 2 hal penting yang terdapat dalam sebuah metode adalah : cara melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan.

Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Adapun pengertian dan definisi metode menurut para ahli antara lain :
1.      ROTHWELL & KAZANAS
Metode adalah cara, pendekatan, atau proses untuk menyampaikan informasi
2.      TITUS
Metode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan bidang keilmuan.
3.      MACQUARIE
Metode adalah suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang berkenaan dengan rencana tertentu

Pengertian  lompat kodok adalah suatu permainan untuk anak anak yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berhitung siswa tepatnya pada pengurangan. Metode ini cara memperagakannya cukup mudah, yaitu dengan cara siswa maju ke depan kelas dan memperagakan seperti katak. Semua katak berada dalam sebuah lingkaran atau sebuah tempat di mana semua katak berkumpul. Kemudian siswa menghitung semua kata yang ada pada lingkaran tersebut. Setelah semua katak di hitung, beberapa katak akan melompat keluar. Siswa akan menghitung katak yang melompat keluar tadi. Setelah itu siswa akan mengurangkan dari jumlah katak sebelum melompat di kurangi katak yang melompat. Metode ini cukup simpel jadi siswa di prediksi akan cepat mengalami peningkatan dalam kemampuan berhitung dengan metode lompat kodok ini.

C.       Karakteristik Siswa Kelas 2 SD
Menurut Thornburg (1984) anak sekolah dasar merupakan individu yang sedang berkembang, barang kali tidak perlu lagi diragukan keberaniannya. Setiap anak sekolah dasar sedang berada dalam perubahan fisik maupun mental mengarah yang lebih baik. Tingkah laku mereka dalam menghadapi lingkungan sosial maupun non sosial meningkat. Anak kelas empat, memilki kemampuan tenggang rasa dan kerja sama yang lebih tinggi, bahkan ada di antara mereka yang menampakan tingkah laku mendekati tingkah laku anak remaja permulaan.
Mereka mengembangkan rasa percaya dirinya terhadap kemampuan dan pencapaian yang baik dan relevan. Meskipun anak-anak membutuhkan keseimbangan antara perasaan dan kemampuan dengan kenyataan yang dapat mereka raih, namun perasaan akan kegagalan atau ketidakcakapan dapat memaksa mereka berperasaan negatif terhadap dirinya sendiri, sehingga menghambat mereka dalam belajar. Piaget mengidentifikasikan tahapan perkembangan intelektual yang dilalui anak yaitu : (a) tahap sensorik motor usia 0-2 tahun, (b) tahap operasional usia 2-6 tahun, (c) tahap opersional kongkrit usia 7-11 atau 12 tahun, (d) tahap operasional formal usia 11 atau 12 tahun ke atas.
Beberapa sifat khas anak pada masa ini antara lain adalah:
·         Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah
·         Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional
·         Ada kecenderungan menuju diri sendiri
·         Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain ada kecenderungan meremehkan anak lain.
·         Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu hal, maka soal itu dianggapnya tidak penting.
·         Pada masa ini anak menghendaki nilai raport yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai atau tidak.

D.      Proses Pelaksanaan Meningkatkan Kemampuan Berhitung Pengurangan Dengan Metode Lompat Kodok Pada Siswa Kelas 2 SD
Perencanaan dan Pelaksanaan
Pada tahap perencanaan siswa  mengikuti pembelajaran dan memahami materi Berhitung Pengurangan. Kegiatan ini di lakukan di dalam kelas dan siswa membentuk kelompok dan maju kedepan di dalam sebuah lingkaran dari materi Berhitung Pengurangan.Guru menyuruh menghitung ada berapa jumlah siswa yang ada di dalam lingkaran , kemudian siswa pun menghitung semua yang ada di dalamnya. Guru menyuruh beberapa siswa untuk melompat keluar dan siswa melompat keluar. Kemudian siswa menghitung siswa yang telah melompat keluar. Kemudian siswa menghitung dari jumlah siswa sebelum melompat d kurangi siswa yang telah melompat keluar.Metode ini bisa ditambahkan dengan cara bernyanyi agar siswa merasa nyaman dan tidak tegang.

E.       Hasil evaluasi Pelaksanaan Meningkatkan Kemampuan Berhitung Pengurangan Dengan Metode Lompat Kodok Pada Siswa Kelas 2 SD
Setelah kegiatan pelaksanaan selesai siswa melakukan evaluasi yang dibantu oleh guru. Hasil evaluasi ditemukan bahwa dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran telah berjalan sangat baik dan beberapa kekuatan yaitu dengan adanya permainan Lompat Kodok siswa dapat dengan mudah memahami materi tentang Berhitung Pengurangan yang disampaikan . Sehingga mencapai standart keberhasilan 100%. Pencapaian ini sesuai dengan harapan sebelumnya dan sudah mencapai angka yang memuaskan .




BAB III
Penutup
A.      SIMPULAN
Dari  kegiatan Meningkatkan Kemampuan Berhitung Pengurangan Dengan Metode Lompat Kodok Pada Siswa Kelas 2 SD, bisa disimpulkan bahwa permainan ini sangat efektif bagi siswa . Karena dari berbagai kegiatan yang sudah dilakukan , perkembangan siswa berangsur meningkat dari awalnya siswa yang kesulitan dan merasa sukar dengan pelajaran Matematika , kini mereka menjadi lebih muda dalam memecahkan masalah pada soal yang diberikan , tentu saja dari metode permainan Lompat Kodok  ini siswa tidak hanya di ajak bermain-main namun siswa diajak berlatih mengasah cara memecahkan permasalahan pada soal yang mereka dapat dengan suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan. Materi tentang Berhitung Pengurangan Dengan Metode Lompat Kodok Pada Siswa Kelas 2 SD memang tidak mudah penyampaiannya karena karakteristik siswa kelas 2 SD yang selalu bermain-main. Menginginkan kebebasan tetapi masih dalam perlindungan  orang  dewasa, lebih senang kegiatan beregu dari pada individu, suka berpikir apa yang ia senangi, lebih senang ada teman, ada kecenderungan membandingkan dirinya dengan anak-anak lain, mampu menyelesaikan problem-problem social yang kecil




B.       SARAN
Dengan munculnya metode ini siswa mampu mendeskripsikan pembelajaran Berhitung Pengurangan ini siswa mampu mengingat dan memahami macam-macam Berhitung Pengurangan. Mendeskripsikan metode Lompat Kodok yang membantu siswa dalam belajar Matematika  tentang Berhitung Pengurangan dan mampu meningkatkan nilai sampai pada nilai yang memuaskan. Dengan karakteristik siwa yang bermacam-macam guru harus mampu memberikan metode yang mampu mengubah cara pandang siswa terhadap pelajaran yang monoton misalnya ceramah , Tanya jawab ,dan sebagainya. Dengan adanya metode yang menyenangkan siswa akan bersemangat dalam belajar dan mudah menerima pelajaran .







Daftar Pustaka