Dibimbing Oleh :
Sri Agustin Mulyani, S.Pd.M.Pd.
Disusun Oleh :
Nama : Arip Edi Saputra
Nim : 201310430311182
Kelas : PGSD 1-D
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
JURUSAN PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
DESEMBER 2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Raodatul Jannah (2011:25-26)
menyatakan bahwa dalam kamus besar
bahasa Indonesia, matematika diartikan sebagai ilmu tentang bilangan-
bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan
dalam penyelesaian masalah bilangan. Ia mengatakan,³Matematika dapat diartikan´
(Raodatul Jannah, 2011:26) sebagai suatu ilmuyang mempelajari bilangan, bangun,
dan konsep-konsep yang berkenaan dengan kebenarannya secara logika, menggunakan
simbol-simbol yang umum serta aplikasi dalam bidang lainnya.
Riedesel (1996:8) menyatakan bahwa :
mathematics is many thingsto many people. The more we know about what people
believemathematics is all about, the better we¶ll be able to communicate
withthem. More important, the better we understand mathematics, the better
we¶ll be able to help children learn.
Menurut Martin Harison Matematika
adalah melingkupi setiap penelitian dan teknik di dunia modern kita, membawa
semakin tajam kedalam fokus tanggung jawab dibebankan pada mereka yang tugasnya
adalahuntuk mengajarkannya. Paling menonjol di antaranya adalah kesulitan untuk
menyajikan suatu pendekatan interdisipliner sehingga satu kelompok profesional dapat mengambil manfaat dari
pengalaman orang lain
Sekolah Dasar (SD) 6 tahun sebagai
tingkat pertama Pendidikan Dasar 12 tahun merupakan jenjang pendidikan pertama
yang sangat penting bagi perwujudan Pendidikan Nasional. Mengingat SD sangat
penting dalam sistem Pendidikan Nasional, maka peningkatan mutu pendidikan
Dasar sangat membutuhkan penanganan yang sungguh-sungguh. Terutama pada mata
pelajaran Matematika. Sebagian orang mengganggap matematika seolah-olah momok
bagi mereka. Mereka menganggap bahwa Matematika merupakan hal yang sangat sulit
dan membosankan sehingga mereka malas untuk mempelajarinya.
Di dalam KTSP tahun 2007 kelas II
tercantum Standar Kompetensi “melakukan Perkalian dan Pembagian bilangan sampai
dua angka”. Sedangkan Kompetensi Dasarnya “Melakukan Pembagian bilangan dua
angka”.dalam pemecahan masalah yaitu tentang bentuk pengurangan berulang sampai
habis sebagai hasil dari pembagian.
Dengan keadaan yang demikian itu
peneliti beserta teman sejawat menetapkan masalah dalam Penelitian Tindakan
Kelas ini adalah siswa tidak dapat menentukan bentuk pengurangan berulang dari
pembagian. Sehingga, guru bertanggung jawab untuk memperbaiki proses
pembelajaran. Agar siswa dapat dengan mudah memahami konsep pembagian sebagai
pengurangan berulang sampai habis nol.
Ketidak pahaman siswa karena dalam
proses pembelajaran yang kurang bahkan belum memadai. Hal tersebut disebabkan
keterbatasan sarana dan prasarana, alat, media pembelajaran serta metode yang
digunakan guru kurang bervariasi atau kurang tepat dan kurang dimengerti siswa.
Nyimas
Aisyah (2007:6-5) menyatakan bahwa kemampuan berhitung dalam pengertian yang
luas, merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Dapat dikatakan bahwa dalam semua aktivitas kehidupan manusia memerlukan
kemampuan ini. Sedangkan menurut Peterson menyarankan bahwa, untuk memberikan
penekanan pada maknadan pemahaman tersebut serta untuk mengembangkan kemampuan
berpikir dengan tingkat yang lebih tinggi, maka pemecahan masalah dalam
matematika tidak hanya merupakan bagian yang terintegrasi dalam pembelajaran,
melainkan harus menjadi dasar atau inti dari kegiatan pembelajaran.
Tentu saja kemampuan berhitung tiap
orang tidak sama,, karena memang IQ kita juga mempunyai keterbatasan. Mungkin
ada orang yang lemah dalam soal hitung-hitungan, tapi bisa jadi dia memiliki
kelebihan lain seperti kelebihan menghafal.
Metode berasal dari Bahasa Yunani
“Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Secara etimologis,
metode berasal dari kata 'met' dan 'hodes' yang berarti melalui. Sedangkan
istilah metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu
tujuan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara
kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan..
Sehingga 2 hal penting yang terdapat dalam sebuah metode adalah : cara
melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan.
Di sini penulis mencoba untuk
menggunakan metode lompat kodok untuk mengubah karakteristik pembelajaran pada
siswa kelas 2 SD yang sebelumnya pasif menjadi menyenangkan, kkarena penulis
berfikir bahwa metode lompat kodok ini adalah metode yang di sukai siswa SD
untuk memainkannya.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana proses meningkatkan kemampuan
berhitung pengurangan dengan metode lompat kodok pada siswa kelas dua SD?
2.
Bagaimana hasil meningkatkan kemampuan
berhitung pengurangan dengan metode lompat kodok pada siswa kelas dua SD?
C. Tujuan
1.
Mendiskripsikan proses penerapan meningkatkan
kemampuan berhitung pengurangan dengan metode lompat kodok pada siswa kelas dua
SD?
2.
Mendiskripsikan hasil evaluasi proses
penerapan meningkatkan kemampuan berhitung pengurangan dengan metode lompat
kodok pada siswa kelas dua SD?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kemampuan Berhitung
Nyimas Aisyah (2007:6-5) menyatakan bahwa kemampuan
berhitung dalam pengertian yang luas, merupakan salah satu kemampuan yang
penting dalam kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa dalam semua
aktivitas kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini. Sedangkan menurut
Peterson menyarankan bahwa, untuk memberikan penekanan pada maknadan pemahaman
tersebut serta untuk mengembangkan kemampuan berpikir dengan tingkat yang lebih
tinggi, maka pemecahan masalah dalam matematika tidak hanya merupakan bagian
yang terintegrasi dalam pembelajaran, melainkan harus menjadi dasar atau inti
dari kegiatan pembelajaran. Namun demikian
kenyataannya di lapangan menunjukan bahwa keterampilan berhitung harus
diajarkan terlebih dahulu sebelum pemecahan masalah (Tim Pengembang Ilmu
Pendidikan FIP±UPI,2007:174).Berdasarkan pendapat di atas, terlihat bahwa
kemampuan berhitung merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh peserta
didik dalam jenjang sekolah dasar. Karena hal ini sangat penting untuk itu
kemampuan berhitung harus benar-benar ditekankan, meskipun seharusnya peserta
didik mengetahui pemecahan masalah sebelum mengenal berhitung.
Menurut Van De Walle (2006:155), jika salah satu
bagiannya dan totalnya sudah diketahui, maka pengurangan akan menghasilkan
bagian yang satunya. Definisi ini sesuai dengan istilah “mengambil” yang sudah
terlalu sering digunakan. Jika Anda memulai dengan total adalah 8, dan
menghilangkan sejumlah 3, dua himpunan yang Anda ketahui adalah 8 dan 3. Ekspresi 8-3 dibaca
“delapan minus tiga” akan menghasilkan lima sisanya. Oleh karena itu delapan
minus tiga adalah lima.
Wahyudin (2003:36) mengatakan bahwa operasi
pengurangan adalah lawan (invers) dari operasi tambah, misalnya “ 6 dikurangi
dengan 5” sama artinya dengan “ 6 ditambah dengan lawan 5”, sehingga 6 – 5 = 6
+ (-5) = 1
Contoh lain:
1. 8 – 3
= 8 + (-3)
2. – 2 –
7 = -2 + (-7)
Jadi, untuk tiap bilangan a dan b berlaku a – b = a
+ (-b) , yaitu mengurangi dengan sebuah bilangan sama dengan menambahkan dengan
lawan dari bilangan itu
B. Metode
Lompat Kodok
Metode berasal dari Bahasa Yunani
“Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Secara etimologis,
metode berasal dari kata 'met' dan 'hodes' yang berarti melalui. Sedangkan
istilah metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu
tujuan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara
kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan..
Sehingga 2 hal penting yang terdapat dalam sebuah metode adalah : cara
melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan.
Fungsi metode berarti sebagai alat
untuk mencapai tujuan. Adapun pengertian dan definisi metode menurut para ahli
antara lain :
1.
ROTHWELL & KAZANAS
Metode
adalah cara, pendekatan, atau proses untuk menyampaikan informasi
2.
TITUS
Metode
adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan
bidang keilmuan.
3.
MACQUARIE
Metode
adalah suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang berkenaan dengan rencana tertentu
Pengertian lompat kodok adalah suatu permainan untuk anak
anak yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berhitung siswa tepatnya pada
pengurangan. Metode ini cara memperagakannya cukup mudah, yaitu dengan cara
siswa maju ke depan kelas dan memperagakan seperti katak. Semua katak berada
dalam sebuah lingkaran atau sebuah tempat di mana semua katak berkumpul.
Kemudian siswa menghitung semua kata yang ada pada lingkaran tersebut. Setelah
semua katak di hitung, beberapa katak akan melompat keluar. Siswa akan
menghitung katak yang melompat keluar tadi. Setelah itu siswa akan mengurangkan
dari jumlah katak sebelum melompat di kurangi katak yang melompat. Metode ini
cukup simpel jadi siswa di prediksi akan cepat mengalami peningkatan dalam
kemampuan berhitung dengan metode lompat kodok ini.
C. Karakteristik
Siswa Kelas 2 SD
Menurut
Thornburg (1984) anak sekolah dasar merupakan individu yang sedang berkembang,
barang kali tidak perlu lagi diragukan keberaniannya. Setiap anak sekolah dasar
sedang berada dalam perubahan fisik maupun mental mengarah yang lebih baik.
Tingkah laku mereka dalam menghadapi lingkungan sosial maupun non sosial
meningkat. Anak kelas empat, memilki kemampuan tenggang rasa dan kerja sama
yang lebih tinggi, bahkan ada di antara mereka yang menampakan tingkah laku
mendekati tingkah laku anak remaja permulaan.
Mereka
mengembangkan rasa percaya dirinya terhadap kemampuan dan pencapaian yang baik
dan relevan. Meskipun anak-anak membutuhkan keseimbangan antara perasaan dan
kemampuan dengan kenyataan yang dapat mereka raih, namun perasaan akan
kegagalan atau ketidakcakapan dapat memaksa mereka berperasaan negatif terhadap
dirinya sendiri, sehingga menghambat mereka dalam belajar. Piaget
mengidentifikasikan tahapan perkembangan intelektual yang dilalui anak yaitu :
(a) tahap sensorik motor usia 0-2 tahun, (b) tahap operasional usia 2-6 tahun,
(c) tahap opersional kongkrit usia 7-11 atau 12 tahun, (d) tahap operasional
formal usia 11 atau 12 tahun ke atas.
Beberapa
sifat khas anak pada masa ini antara lain adalah:
·
Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan
jasmani dengan prestasi sekolah
·
Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang
tradisional
·
Ada kecenderungan menuju diri sendiri
·
Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain
ada kecenderungan meremehkan anak lain.
·
Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu hal, maka soal
itu dianggapnya tidak penting.
·
Pada masa ini anak menghendaki nilai raport yang baik,
tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai atau tidak.
D. Proses
Pelaksanaan Meningkatkan Kemampuan Berhitung Pengurangan Dengan Metode Lompat Kodok
Pada Siswa Kelas 2 SD
Perencanaan dan Pelaksanaan
Pada tahap perencanaan siswa mengikuti pembelajaran dan memahami materi Berhitung
Pengurangan. Kegiatan ini di lakukan di dalam kelas dan siswa membentuk
kelompok dan maju kedepan di dalam sebuah lingkaran dari materi Berhitung
Pengurangan.Guru menyuruh menghitung ada berapa jumlah siswa yang ada di dalam
lingkaran , kemudian siswa pun menghitung semua yang ada di dalamnya. Guru
menyuruh beberapa siswa untuk melompat keluar dan siswa melompat keluar. Kemudian
siswa menghitung siswa yang telah melompat keluar. Kemudian siswa menghitung
dari jumlah siswa sebelum melompat d kurangi siswa yang telah melompat
keluar.Metode ini bisa ditambahkan dengan cara bernyanyi agar siswa merasa
nyaman dan tidak tegang.
E. Hasil
evaluasi Pelaksanaan Meningkatkan Kemampuan Berhitung Pengurangan Dengan Metode
Lompat Kodok Pada Siswa Kelas 2 SD
Setelah kegiatan pelaksanaan selesai
siswa melakukan evaluasi yang dibantu oleh guru. Hasil evaluasi ditemukan bahwa
dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran telah berjalan sangat baik dan
beberapa kekuatan yaitu dengan adanya permainan Lompat Kodok siswa dapat dengan
mudah memahami materi tentang Berhitung Pengurangan yang disampaikan . Sehingga
mencapai standart keberhasilan 100%. Pencapaian ini sesuai dengan harapan
sebelumnya dan sudah mencapai angka yang memuaskan .
BAB
III
Penutup
A. SIMPULAN
Dari
kegiatan Meningkatkan Kemampuan
Berhitung Pengurangan Dengan Metode Lompat Kodok Pada Siswa Kelas 2 SD, bisa
disimpulkan bahwa permainan ini sangat efektif bagi siswa . Karena dari
berbagai kegiatan yang sudah dilakukan , perkembangan siswa berangsur meningkat
dari awalnya siswa yang kesulitan dan merasa sukar dengan pelajaran Matematika
, kini mereka menjadi lebih muda dalam memecahkan masalah pada soal yang
diberikan , tentu saja dari metode permainan Lompat Kodok ini siswa tidak hanya di ajak bermain-main
namun siswa diajak berlatih mengasah cara memecahkan permasalahan pada soal
yang mereka dapat dengan suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan. Materi
tentang Berhitung Pengurangan Dengan Metode Lompat Kodok Pada Siswa Kelas 2 SD
memang tidak mudah penyampaiannya karena karakteristik siswa kelas 2 SD yang
selalu bermain-main. Menginginkan kebebasan tetapi masih dalam
perlindungan orang dewasa, lebih senang kegiatan beregu dari
pada individu, suka berpikir apa yang ia senangi, lebih senang ada teman, ada
kecenderungan membandingkan dirinya dengan anak-anak lain, mampu menyelesaikan
problem-problem social yang kecil
B.
SARAN
Dengan munculnya metode ini siswa
mampu mendeskripsikan pembelajaran Berhitung Pengurangan ini siswa mampu
mengingat dan memahami macam-macam Berhitung Pengurangan. Mendeskripsikan
metode Lompat Kodok yang membantu siswa dalam belajar Matematika tentang Berhitung Pengurangan dan mampu
meningkatkan nilai sampai pada nilai yang memuaskan. Dengan karakteristik siwa
yang bermacam-macam guru harus mampu memberikan metode yang mampu mengubah cara
pandang siswa terhadap pelajaran yang monoton misalnya ceramah , Tanya jawab
,dan sebagainya. Dengan adanya metode yang menyenangkan siswa akan bersemangat dalam
belajar dan mudah menerima pelajaran .
Daftar
Pustaka