Rabu, 27 Desember 2017

Fasilitas atau Alat-Alat Belajar Anak Tunadaksa


Anak tuna daksa adalah anak yang mempunyai kelainan ortopedik atau salah satu bentuk berupa gangguan dari fungsi normal pada tulang, otot, dan persendian yang mungkin karena bawaan sejak lahir, penyakit atau kecelakaan, sehingga apabila mau bergerak atau berjalan memerlukan alat bantu.
Berhubung anak tunadaksa mengalami gangguan motorik maka dalam mengikuti pendidikan membutuhkan perlengkapan khusus dalam lingkungan belajarnya. Gedung sekolah sebaiknya dilengkapi ruangan/sarana tertentu yang memungkinkan dapat mendukung kelancaran kegiatan anak tunadaksa di sekolah. Bangunan-bangunan gedung sebaiknya dirancang dengan memprioritaskan 3 kemudahan, yaitu anak mudah ke luar masuk, mudah bergerak dalam ruangan, dan mudah mengadakan penyesuaian atau segala sesuatu yang ada di ruangan itu mudah digunakan (Musyafak Assyari dalam Astati, ).

Beberapa kondisi khusus mengenai gedung itu adalah sebagai berikut.
  1. Macam-macam ruangan khusus, seperti ruang poliklinik/UKS untuk pemeriksaan dan perawatan kesehatan anak, ruang untuk latihan bina gerak (physiotherapy), ruang untuk bina bicara (speech therapy), ruang untuk bina diri, terapi okupasi, dan ruang bermain, serta lapangan.
  2. Jalan masuk menuju sekolah sebaiknya dibuat keras dan rata yang memungkinkan anak tunadaksa yang memakai alat bantu ambulasi, seperti kursi roda, tripor, brace, kruk, dan lain-lain, dapat bergerak dengan aman.
  3. Tangga sebaiknya disediakan jalur lantai yang dibuat miring dan landai
  4. Lantai bangunan baik di dalam dan di luar gedung sebaiknya dibuat dari bahan yang tidak licin.
  5. Pintu-pintu ruangan sebaiknya lebih lebar dari pintu biasa dan daun pintunya dibuat mengatup ke dalam.
  6. Untuk menghubungkan bangunan/kelas yang satu dengan yang lain sebaiknya disediakan lorong (koridor) yang lebar dan ada pegangan di tembok agar anak dapat mandiri berambulasi.
  7. Pada beberapa dinding lorong dapat dipasang cermin besar untuk digunakan anak mengoreksi sendiri sikap/posisi jalan yang salah.
  8. Kamar mandi/kecil sebaiknya dekat dengan kelas-kelas agar anak mudah dan segera dapat menjangkaunya.
  9. Dipasang WC duduk agar anak tidak perlu berjongkok pada waktu menggunakannya.
  10. Kelas sebaiknya dilengkapi dengan meja dan kursi yang konstruksinya disesuaikan dengan kondisi kecacatan anak, misalnya tinggi meja kursi dapat disetel, tanganan, dan sandaran kursi dimodifikasi, dan dipasang belt (sabuk) agar aman.
Fasilitas pendukung pendidikan yang berkaitan dengan diri anak adalah :
a.       Brace
Brace merupakan alat bantu gerak yang digunakan untuk memperkuat otot dan tulang. Brace biasanya digunakan dikaki, punggung, atau dileher. Fungsi brace berguna untuk menyangga beban yang tertumpu pada otot atau tulang.
Brace terbuat dari kulit yang kaku atau plastic yang tebal dilapisi kain atau sepon atau karet pada tepian pinggirannya agar tidak terjadi decubitus (lecet pada jaringan yang kontak langsung)
b.    Crutch (kruk)
Kruk adalah alat penyangga tubuh yang ditumpukan apda tangan atau ketiak untuk menyangga beban tubuh. Kruk terbuat dari kayu, pipa besi, pipa aluminium, atau pipa stainless steel yang terbentuk nulat setinggi ukuran tubuh pemakainya. Pada bagian atas tempat yang kontak dengan ketiak atau tangan diberi spon atau karet agar lunak dan tidak menyebabkan lecet bila dipakai.
c.    Splint
Spilnt berasal dari bahasa inggris yang berarti spalk (bahasa belanda). Alat ini bertujuan untuk meletakkan anggota tubuh pada posisi yang benar agar anggota tubuh yang sakit tidak salah bentuk.
Ada dua macam splint, yaitu splint untuk anggota tubuh bagian atas (tangan) dan slint untuk anggota tubuh bagian bawah (kaki). Splint dapat dibuat dari bahan gips, kulit sol, karton, kayu, celastic, dan orthoplast. Bahan-bahan tersebut dibentuk menurut posisi anggota gerak tubuh yang sakit.
d.   Wheel chair (kursi roda)
Menurut bentuknya, kursi roda dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kursi roda yang roda besarnya didepan dan kursi roda yang roda besarnya dibelakang. Kursi roda yang roda besarnya didepan dapat berputar ditempat yang sempit. Kursi roda yang roda besarnya dibelakang, dapat masuk kolong tempat tidur, sehingga memudahkan untuk berpindah tempat.

Alat bantu belajar/akademik
a.    Kartu abjad
Kita bias memperlihatkan warna pada bentuk abjad itu atau memilih warna yang disukainya. Semisalnya abjad itu huruf “C” maka kita dapat memberikan contoh dengan menjelaskan bentuk bulan sabit dan pada abjad tersebut dengan warna yang bermacam-macam ataupun yang disukainya. Begitu juga dengan huruf “O” maka kita dapat memeberi penjelasan dengan contoh bentuk suatu beola dan bentuk-bentuk lingkaran.
b.   Kartu kata
Kita bias mengenalkan anak dengan disajikannya gambar wortel, apel, hewan-hewan yang bertuliskan dibawah gambar tersebut menurut masing-masing gambar.
c.    Kartu kalimat
Kita dapat menggabungkan suatu objek yang beruba gambar-gambar yang berisi tentang suatu kegiatan contohnya ibu sedang memasak, orang yang sedang memancing. Nah, dari gambar-gambar itu dapat dijadikan suatu kalimat dan disajikan kartu kalimatnya sebagai kunci jawabannya.
d.   Menara gelang
Yaitu anak dapat melatih gerakan otot-otot secara sederhana. Misalnya keatas, kebawah, kesamping dan ditingkatkan dengan gerakan yang menyenangkan dengan alat bantu berupa mainan-mainan yaitu Menara gelang, Menara segetiga, Menara segiempat, dan Papan pasak.
e.     Gelas rasa
f.      Botol aroma
g.    Abacus dan washer
h.   Kotak bilangan

Fungsi pembelajaran kotak bilangan untuk melatih motoriknya dalam kognitif contohnya suatu bentuk-bentuk yang disetiap sisinya ada bertuliskan angka-angka sehingga pengenalan angka itu akan lebih menarik.